DEFINISI
Koma (dari Bahasa Yunani yang berarti "tidur nyenyak")  dalam dunia kedokteran, adalah suatu kondisi hilang sadar yang sangat  dalam. Pasien koma tidak dapat dibangunkan, tidak memberikan respons  normal terhadap rasa sakit atau rangsangan cahaya, tidak memiliki siklus  tidur-bangun, dan tidak dapat melakukan tindakan sukarela. Koma dapat  timbul karena berbagai kondisi, termasuk keracunan, keabnormalan  metabolik, penyakit sistem saraf pusat, serta luka neorologis akut  seperti stroke dan hipoksia. Koma juga dapat secara sengaja ditimbulkan  oleh agen farmasentika untuk mempertahankan fungsi otak setelah  timbulnya trauma otak lain.
Tingkat aktivitas di dalam otak yang normal bervariasi secara konstan.  Aktivitas pada saat terjaga sangat berbeda dengan aktivitas ketika  tertidur. Aktivitas otak ketika mengikuti ujian sangat berbeda dengan  aktivitas otak ketika bersantai di pantai.
Semua perbedaan tersebut merupakan keadaan yang normal dan otak bisa  berubah dengan cepat dari satu tingkat kesiagaan ke tingkat lainnya.  Selama keadaan siaga yang abnormal (perubahan tingkat kesadaran), otak  tidak mampu berubah dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Salah satu bagian otak yang terletak jauh di dalam batang otak berfungsi  mengendalikan tingkat kesadaran dan secara ritmis merangsang otak untuk  terjaga dan siaga. Dalam keadaan normal, rangsangan kesadaran menerima  masukan visual dari mata, suara dari telinga, sentuhan dari kulit dan  masukan dari setiap organ sensorik lainnya untuk melengkapi tingkat  kesiagaan yang tepat.
Jika sistem rangsangan atau hubungannya dengan bagian otak yang lain  tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka sensasi tidak lagi mempengaruhi  tingkat rangsangan dan kesiagaan otak secara tepat. Jika hal ini  terjadi, maka akan timbul gangguan kesadaran. Gangguan kesadaran ini  bisa berlangsung singkat atau lama dan bisa bersifat ringan atau sama  sekali tidak memberikan respon.
PENYEBAB
Berbagai penyakit, cedera atau kelainan yang serius bisa  mempengaruhi otak dan menyebabkan stupor atau koma. Penurunan kesadaran  sekejap bisa terjadi karena cedera kepala ringan, kejang atau  berkurangnya aliran darah ke otak, seperti yang terjadi pada saat  pingsan atau stroke.
Keadaan tidak sadar yang berlangsung lama bisa disebabkan oleh cedera  kepala yang lebih berat, penyakit yang berat (misalnya ensefalitis),  reaksi racun terhadap obat tertentu atau pemakaian obat penenang atau  zat lainnya secara sengaja. Metabolisme tubuh yang mengatur kadar garam,  gula dan bahan kimia lainnya dalam darah, juga bisa mempengaruhi fungsi  otak.
GEJALA
Beberapa istilah kedokteran digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaran yang abnormal:
* Delirium dan status konfusional menunjukkan keadaan terjaga penuh  tetapi terjadi kebingungan; penderita merasa bingung akan kejadian di  masa lalu dan sekarang, agitasi dan seringkali tidak mampu mengartikan  dan memahami secara tepat.
* Obtundasi adalah berkurangnya rangsangan.
* Hipersomnia merupakan tidur yang sangat lama dan sangat dalam, dimana  penderita hanya dapat dibangunkan dengan rangsangan yang sangat kuat.
* Stupor adalah keadaan tidak responsif yang dalam, dimana penderita  terbangun hanya jika diguncang secara berulang, dengan suara yang keras,  dicubit, ditusuk dengan jarum atau dirangsang dengan rangsangan yang  serupa.
* Koma adalah suatu keadaan seperti terbius atau tidur dalam, dimana  penderita tidak dapat dibangunkan sama sekali. Dalam keadaan koma bahkan  terjadi gangguan respon yang paling primitif (misalnya menghindari  nyeri).
Yang Terjadi Saat Seseorang Mengalami Kondisi Koma
Banyak yang  percaya seseorang yang koma berarti sedang dalam kondisi tidur yang  dalam, tapi hal ini tidak sepenuhnya benar. Apa yang terjadi saat  seseorang sedang koma?
Koma bukanlah suatu penyakit. Karena merupakan gejala atau respons dari  suatu penyakit seperti cedera kepala berat atau adanya serangan masalah  metabolisme.
Dikutip dari Mamashealth, ketika sedang koma fungsi otak berada pada  titik terendah sehingga orang tersebut tidak bisa merespons rangsangan  di sekitarnya.
Meski tidur dan koma sama-sama orangnya masih hidup, tetapi orang yang  koma tidak bisa dibangunkan meski dengan cara yang menyakitkan.  Akibatnya pasien tidak akan sadar dan tidak akan merespons suara atau  berbagai jenis kegiatan yang terjadi di dekatnya. Orang koma tidak bisa  merespons dari mata, telinga, respons terhadap rasa sakit, kesadaran dan  membuat gerakan karena otak dalam posisi terendah. Begitu juga dengan  rangsangan bahasa atau kemampuan komunikasi tidak berfungsi.
Orang yang dalam kondisi koma juga bisa membuat gerakan, mengeluarkan  suara dan punya pengalaman spiritual. Pasien koma juga terkadang  memiliki gerakan refleks yang meniru kegiatan orang sadar. Sehingga  kadang-kadang, pasien koma harus dikendalikan agar tidak memegang-megang  infus yang bisa jadi terlepas.
Koma bisa disebabkan oleh berbagai hal, namun penyebab paling seringnya  adalah cedera kepala berat. Penyebab lainnya adalah konsumsi alkohol  dalam jumlah yang sangat besar, diabetes, konsumsi morfin, terjadi shock  atau perdarahan, infeksi di otak atau mengalami stroke parah.
Umumnya koma tidak berlangsung lebih dari empat minggu, tapi beberapa  orang yang koma bisa bergeser ke keadaan persistent vegetative. Kondisi  persistent vegetative ini adalah pasien tidak sadar tapi napas dan  tekanan darah normal, dapat mencerna dan mengeluarkan makanan. Keadaan  vegetatif bisa bertahan selama bertahun-tahun atau dekade.
KESEMBUHAN SETELAH MENGALAMI KOMA
Kemungkinan  penyembuhan dari koma yang dalam selama lebih dari beberapa jam sulit  diramalkan. Jika penyebabnya adalah cedera kepala, bisa terjadi  penyembuhan, bahkan jika koma berlangsung selama beberapa minggu (tetapi  tidak lebih dari 3 bulan). Penyembuhan total setelah mengalami koma  selama 1 bulan karena jantung berhenti atau karena kekurangan oksigen,  jarang terjadi.
Kadang setelah mengalami cedera kepala, kekurangan oksigen atau  kerusakan otak yang berat, penderita bisa masuk ke dalam status  vegetatif. Pola tidur dan terjaga relatif normal, penderita bisa  bernafas dan menelan secara spontan dan bahkan bisa memberikan reaksi  yang mengejutkan terhadap suara keras. Tetapi penderita kehilangan  seluruh kemampuan berfikir dan perilaku sadarnya, baik untuk sementara  waktu maupun selamanya. Sebagian besar penderita memiliki refleks  abnormal yang khas, seperti kekakuan atau sentakan pada lengan dan  tungkainya.
Status locked-in adalah suatu keadaan yang jarang terjadi, dimana  penderita sadar dan mampu berfikir tetapi mengalami kelumpuhan hebat,  sehingga hanya bisa berkomunikasi dengan cara membuka atau menutup  matanya. Hal ini bisa terjadi bersamaan dengan kelumpuhan saraf tepi  yang berat atau dengan stroke akut.
Kehilangan kesadaran yang paling berat adalah kematian otak. Pada  keadaan ini secara permanen otak telah kehilangan seluruh fungsi  vitalnya, termasuk kesadaran dan kemampuan mempertahankan pernafasan.  Tanpa bantuan respirator dan obat-obatan, penderita akan segera  meninggal. Secara hukum seseorang dikatakan meninggal jika otaknya telah  berhenti berfungsi, meskipun jantungnya masih berdenyut. Dokter dapat  menyatakan kematian otak dalam waktu 12 jam setelah berusaha memperbaiki  semua kelainan medis, tetapi otak masih tidak memberikan respon, mata  tidak bereaksi terhadap cahaya dan penderita tanpa bantuan respirator  penderita tidak bernafas.
EEG (elektroensefalogram) tidak menunjukkan adanya fungsi otak.  Penderita kematian otak yang mendapatkan bantuan respirator bisa  memiliki beberapa refleks jika medula spinalisnya masih berfungsi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar